Merindu (Menyelamatkan diri dan dunia) dari Covid-19
Seperti
yang kita tahu Covid-19 adalah virus yang viral karena kemampuannya menyebar
dan menginfeksi manusia dengan sangat mudah. Ia bisa menyebar dari droplet atau air yang keluar dari bersin
atau batuknya orang yang terinfeksi Covid-19. Virus ini masuk ke tubuh orang
lain karena terpapar langsung atau orang tersebut memegang benda yang terkena droplet virus lalu memegang wajahnya.
Karena
mewabahnya virus ini, pemerintah mengeluarkan anjuran physical distancing atau
menjaga jarak dengan orang lain, meski orang tersebut tidak batuk atau bersin. Maka
dari itu kita di himbau untuk tidak membuat atau mendatangi keramaian. Kalimat
di rumah aja pun menjadi seruan untuk kita, agar tidak melakukan kegiatan di
luar rumah. Kita tidak boleh mengadakan acara yang melibatkan orang banyak,
bahkan kita tidak boleh berboncengan kendaraan dengan orang yang tidak serumah
dengan kita.
Kita
sebagai masyarakat Indonesia yang sangat dikenal dengan gotong-royong dan
memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi pasti sulit melakukan physical
distancing. Contohnya, di RT saya setiap minggunya pasti ada acara yang
melibatkan banyak warga atau saya setiap 1 semester pasti ada acara main dengan
teman SMA dan SMP atau juga orang tua saya yang setiap setahun sekali
mengunjungi orang tuanya di kampung halaman. Ini semua dilakukan untuk menjaga
silaturahmi atau hanya sekedar melepas rindu. Hmm sebenarnya melepas rindu
tidak hanya ‘sekedar’, merindu adalah hal yang sulit dilakukan beberapa orang.
Merindu bukan perkara mudah
Bagi
sebagian orang merindu bukan hal yang mudah, tidak bertemu dengan orang yang disayang
cukup lama akan membuat banyak kegelisahan. Contohnya mama dan nenek, nenek
dari mamaku baru saja kehilangan anaknya yang kedua beberapa bulan yang lalu,
ia berharap lebaran tahun ini semua anak dan cucu yang tersisa berkumpul di
rumahnya untuk melepas rindu. Namun pemerintah melarang kita untuk pulang
kampung atau berkunjung ke daerah lain karena pemerintah juga mengeluarkan PSBB
atau pembatasan sosial bersekala besar demi memutus rantai penyebaran Covid-19.
Aku
menyarankan mama untuk bilang baik-baik kepada nenek agar ia mengerti apa yang
dunia alami kali ini. Tapi nenek masih belum bisa terima, ia tetap ingin
melihat semua anaknya berkumpul tahun ini. Akhirnya bapaku menyarankan mama dan
saudara saudara mama untuk menghubungi nenek setiap hari agar ia selalu
merasakan keberadaan anak-anaknya. Syukurlah cara tersebut berhasil.
Puasa
kali ini pun aku harus merindu dengan semua teman-temanku. Rencana buka puasa bersama
yang sudah disusun jauh-jauh hari terpaksa dihapus karena kami putuskan untuk menyelamatkan
diri dan dunia dari pandemi virus Covid-19 ini. Kami sadar rindu yang kami
rasakan kali ini adalah bentuk pengorbanan kami untuk dunia dan kami harus melakukannya
demi kebaikan dunia. Selanjutnya kami melepas rindu dengan melakukan video call beberapa kali dan bermain game online bersama. Memang tidak cukup
untuk benar-benar melepas rindu karena pertemanan kami sudah seperti keluarga
ke dua, namun ini cukup untuk memastikan silaturahmi kami tidak terputus.
Kalian juga pasti merasakan rindu kepada orang yang kalian sayangi bukan? Bertahanlah sebentar lagi, karena bersama sama kita berjuang untuk memutuskan rantai penyebaran virus ini. Mari Merindu, Menyelamatkan diri dan dunia bersama sama!