Sabtu, 06 Februari 2021


 Merindu (Menyelamatkan diri dan dunia) dari Covid-19

 oleh Lulu Lutfia


Seperti yang kita tahu Covid-19 adalah virus yang viral karena kemampuannya menyebar dan menginfeksi manusia dengan sangat mudah. Ia bisa menyebar dari droplet atau air yang keluar dari bersin atau batuknya orang yang terinfeksi Covid-19. Virus ini masuk ke tubuh orang lain karena terpapar langsung atau orang tersebut memegang benda yang terkena droplet virus lalu memegang wajahnya.

 

Karena mewabahnya virus ini, pemerintah mengeluarkan anjuran physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain, meski orang tersebut tidak batuk atau bersin. Maka dari itu kita di himbau untuk tidak membuat atau mendatangi keramaian. Kalimat di rumah aja pun menjadi seruan untuk kita, agar tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Kita tidak boleh mengadakan acara yang melibatkan orang banyak, bahkan kita tidak boleh berboncengan kendaraan dengan orang yang tidak serumah dengan kita.

 

Kita sebagai masyarakat Indonesia yang sangat dikenal dengan gotong-royong dan memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi pasti sulit melakukan physical distancing. Contohnya, di RT saya setiap minggunya pasti ada acara yang melibatkan banyak warga atau saya setiap 1 semester pasti ada acara main dengan teman SMA dan SMP atau juga orang tua saya yang setiap setahun sekali mengunjungi orang tuanya di kampung halaman. Ini semua dilakukan untuk menjaga silaturahmi atau hanya sekedar melepas rindu. Hmm sebenarnya melepas rindu tidak hanya ‘sekedar’, merindu adalah hal yang sulit dilakukan beberapa orang.

 

Merindu bukan perkara mudah

 

Bagi sebagian orang merindu bukan hal yang mudah, tidak bertemu dengan orang yang disayang cukup lama akan membuat banyak kegelisahan. Contohnya mama dan nenek, nenek dari mamaku baru saja kehilangan anaknya yang kedua beberapa bulan yang lalu, ia berharap lebaran tahun ini semua anak dan cucu yang tersisa berkumpul di rumahnya untuk melepas rindu. Namun pemerintah melarang kita untuk pulang kampung atau berkunjung ke daerah lain karena pemerintah juga mengeluarkan PSBB atau pembatasan sosial bersekala besar demi memutus rantai penyebaran Covid-19.

 

Aku menyarankan mama untuk bilang baik-baik kepada nenek agar ia mengerti apa yang dunia alami kali ini. Tapi nenek masih belum bisa terima, ia tetap ingin melihat semua anaknya berkumpul tahun ini. Akhirnya bapaku menyarankan mama dan saudara saudara mama untuk menghubungi nenek setiap hari agar ia selalu merasakan keberadaan anak-anaknya. Syukurlah cara tersebut berhasil.

 

Puasa kali ini pun aku harus merindu dengan semua teman-temanku. Rencana buka puasa bersama yang sudah disusun jauh-jauh hari terpaksa dihapus karena kami putuskan untuk menyelamatkan diri dan dunia dari pandemi virus Covid-19 ini. Kami sadar rindu yang kami rasakan kali ini adalah bentuk pengorbanan kami untuk dunia dan kami harus melakukannya demi kebaikan dunia. Selanjutnya kami melepas rindu dengan melakukan video call beberapa kali dan bermain game online bersama. Memang tidak cukup untuk benar-benar melepas rindu karena pertemanan kami sudah seperti keluarga ke dua, namun ini cukup untuk memastikan silaturahmi kami tidak terputus.

 

Kalian juga pasti merasakan rindu kepada orang yang kalian sayangi bukan? Bertahanlah sebentar lagi, karena bersama sama kita berjuang untuk memutuskan rantai penyebaran virus ini. Mari Merindu, Menyelamatkan diri dan dunia bersama sama!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar